Rabu, 05 November 2008

budaya dan konsep teknologi

Dengan Masa Lalu, Sekarang untuk Masa Depan

Setidaknya Taman Budaya Yogyakarta (TBY) bisa menempatkan dirinya pada kesadaran waktu ini. Artinya, TBY bisa saja mengubah bangunan fisiknya dari waktu ke waktu, kemudian melengkapi dirinya dengan pelbagai sarana dan prasarana-seperti yang kita lihat sekarang, wujud fisik bangunan TBY mengalami perubahan fisik yang fantastis. Besar dan megah. Ia juga menempati wilayah yang strategis. Katakanlah itu sebagai hardware. Namun yang penting juga adalah program atau software yang akseleratif dan adaptif terhadap aspirasi seni dan budaya masyarakat. Software-software ini diperlukan untuk mendukung, memfasilitasi dan mendampingi proses-proses perkembangan seni dan budaya dilingkungannya (baca: Yogyakarta).

Untuk masa depan, selain TBY memainkan fungsinya sebagai pelestari seni-seni dan budaya-budaya tradisional, TBY idealnya juga bisa berdialektika dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan tradisi itu-sehingga TBY tidak terjebak pada ritus normative dan formalisme. Oleh sebab, tradisi menjadi sebuah budaya pada masanya, namun ia sesungguhnya senantiasa terus berubah, komplit dengan dinamikanya. Software dan hardware ini, tentu saja tidak maksimal bila tidak didukung oleh kapasitas hardisk yang memadai. Artinya, dalam hal ini adalah ruang yang menyimpan dokumentasi seni dan budaya masa lalu dan artikulasi proses perubahannya dimasa kini. Ruang dalam hal ini adalah juga bentuk aktualisasi dari software-software atau program-program TBY. Tentu itu tidak cukup juga oleh software, hardware dan hardisk, TBY untuk masa depan perlu meningkatkan kecepatan dalam memproses software melalui kecepatan membaca aspirasi.

Lepas dari simulasi komputasi untuk TBY ini, hal yang vital adalah pada Operator-nya. Yang tidak lain adalah Sumber Daya Manusia didalamnya. Sebab percuma saja memiliki sarana dan prasarana yang canggih, namun tidak diikuti oleh perubahan mental kerja. Selain itu, di era-jaringan dan teknologi informasi ini, TBY perlu menyadari dirinya sebagai satu entitas dari totalitas jaringan kehidupan. Sebab itu, diperlukan keahlian untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan portal-portal seni budaya yang lain. Sehingga dalam rangka mengejar akselerasi dan menservis masyarakat- system kerja yang dipakai adalah sistem kerja open source. Sebab, menutup diri dari source-source dilingkungan luar (close source) akan cenderung tidak kreatif dan terbuka.

Dengan sistem kerja open source ini aspirasi dan perbaikan akan gagalnya atau lambannya suatu program bisa diatasi bersama, konkritnya antara lain: melalui kritik dan saran yang masuk, juga perancangan program atau kegiatan seni dan budaya yang bersifat elaboratif dan pertisipatif. Oleh sebab itu, produksi program tidak lagi disadari sebagai tanggung jawab tunggal TBY, saya melihatnya karena TBY adalah juga sebagai urat syaraf bio-cultural. Perancangan sistem ini, pada akhirnya kembali pada visi dan misi TBY. Juga ditentukan oleh penggunaan sistem kerja close source atau open surce. Sebab sistem kerja close source, cenderung pada akumulasi material semata, sehingga tidak membela nilai-nilai humanis yang dicita-citakan.

Mengunakan sistem kerja open source, akan mengelaborasi kehidupan kebudayaan yang kreatif dan mendukung keberagaman aspirasi untuk memikirkan, merancang, mengevaluasi tata kehidupan bersama-untuk kondisi mega-sphere dimasa depan yang penuh tantangan. Untuk masa sekarang, bagi kita, untuk TBY, juga dengan pelbagai komponen yang ada-kesadaran untuk melakukan sinergi diperlukan sebagai bentuk social engineering. Sebab kita dihadapkan pada nilai-nilai pragmatisme yang justru kian membudaya. Juga kehidupan yang bertumpu pada materialisme, dan kenyataan bahwa kini konsumerisme merebak sebagai dampak industrialisasi.

TBY perlu mngambil sikap atas persoalan itu, dengan melakukan dialog produktif dengan pelbagai ide-ide kritis yang memperjuangkan nilai-nilai humanis. Tanpa keteguhan sikap ini, TBY akan larut dalam proses dehumanisasi ini. Hal ini penting dicermati, oleh karena TBY adalah representasi pemerintah, juga sebagai cultural produser yang strategis. Regulasi-regulasi seni dan budaya TBY tentu mempengaruhi masyarakatnya. Oleh karena itu, suatu sikap (attitude) TBY penting yang membela aspirasi, kepentingan dan kebutuhan public (sipil).

Dan untuk seni rupa saya kira apa yang terurai diatas adalah aspirasi yang mendasari program seni rupanya. Seni rupa dulu dan kini hendaknya direfleksikan untuk masa depan pula. Artinya, dimasa kini seni rupa mengalami perubahan-perubahannya baik dalam paradigma dan praktiknya. Pelbagai praktik seni lukis, seni patung, seni grafis, kriya dan design masih ada dan berlangsung pada masa kini. Didalam praktik seni rupa itu, meliputi pula pelbagai gaya artistik dan pelbagai konsep estetikanya. Hari ini pula, pelbagai trobosan untuk menggunakan media campuran, pencampuran dari pelbagai referensi dan narasi, kerap dipraktikkan oleh seniman. Kenyataan bahasa ungkap ini, tentu bukan datang dari ruang hampa, akan tetapi ia merupakan konsekwensi dari abad terbukanya sekat-sekat geografis, social dan budaya oleh penetrasi teknologi informasi (globalisasi). Pandangan ini, sengaja saya sampaikan agar kelak, TBY bisa mejadi jendela pelbagai praktik budaya dalam realitas sesungguhnya.

Saya optimis, dengan komitmen kerja, cita-cita TBY sebagai The Window of Yogyakarta bisa terealisir. Digedung TBY yang megah itu, semestinya mulai dipikirkan metode display permanent artefak seni dan produk material budaya yang ada. Display dokumentasi visual dan teks pelbagai proses dan prakatik seni dan budaya. Display pelbagai aktivitas-aktivitas seni dan budaya yang mengasah dan mencerdaskan apresiasi publik. Display-display itu, memberi dampak agar kita semua tidak lupa mengingat akan hasil-hasil kearifan lokal, kebajikan, kebijaksanaan dengan pelbagai dialektikanya yang terartikulasi lewat praktik seni dan budaya-yang kelak diharapkan terwarisi untuk masyarakat sekarang dan generasi masa depan, melalui peran social dan cultural TBY, semoga!

Official website: http://www.tamanbudaya.com/

Tidak ada komentar: