Senin, 14 Desember 2009

CINTA SEJATI

Kita sudah sering mendengar definisi “cinta sejati”. Jumlahnya tak terhitung saking banyaknya. Namun kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan definisi itu merupakan hasil pemikiran subyektif dan tidak logis. Supaya tidak terjebak dalam kebingungan, lebih baik kita bersandar pada definisi yang ilmiah, obyektif, dan logis.

Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis itu dikemukakan oleh M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia mendefinisikan cinta sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual diri sendiri atau perkembangan spiritual orang lain”.

Ungkapan “dengan maksud” pada definisi tersebut saya garisbawahi karena tujuanlah yang terutama membedakan antara cinta dan yang bukan cinta. Dengan demikian, cemburu buta atau pun upaya mengekang sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga keselamatannya) bukanlah cinta sejati.

Dalam pada itu, untuk memelihara perkembangan spiritual orang lain yang kita cintai, kita perlu lebih dulu mengembangkan diri sendiri. Mengapa demikian? M Scott Peck menerangkan:

Bila kita mencintai seseorang, cinta kita dapat dibuktikan atau diwujudkan hanya dengan cara pengerahan tenaga kita sendiri…. Cinta bukan tanpa usaha. Sebaliknya, cinta itu penuh dengan usaha.

Jumat, 09 Januari 2009

klasifikasi handphone

Klasifikasi Handphone Tahun 2007-2008

A. Dari Segi teknologi Yang Digunakan.

  1. Low End : Handphone yang memiliki fitur sederhana.

Contoh :

v Nokia : 1200, 1208, 1650, 1209.

v Sony Ericsson : J121i, K200i, J120i, Z320i, J110i.

v Samsung : B110, C170, C140, B200.

v Motorola : W213, W205, W231, W181, W175.

v LG : KP100, KG 270.

v ZTE A36, eTouch 1133.

  1. Middle End : Untuk telepon seluler dengan desain dan fitur yang di sempurnakan.

Contoh :

v Nokia : 2600 Classic, 2680 Slide, 5000, 3110 Classic, 3120 Classic.

v Sony Ericsson : J132i, R300i, T303i, T250i, Z250i, K220i, R306i, K330i, T280i.

v Motorola : W218, W375, W270, W215, W360, W231, W208, W388.

v Samsung : C160, M150, C450, M300, M120.

v LG : KP100, KG270, KP105, KG195, KG288, KP110, KU250.

  1. High End : Telepon seluler yang memiliki teknologi maju.

Contoh :

v Nokia : 7310 Supernova, 5310, 6120 Classic, 5700, 5320 XpressMusic, 7210 supernova, E51, 7900 Prism, E65, 5320 XpressMusic, N76, N77, 5610.

v Sony Ericsson : S500i, W660i, K660i, W610i, W302, T650i, C702i, W910i, F305, K770i, Z770i.

v Motorola : ZN200, EM30, ROKR E8.

v Samsung : F250, D900i, E950i, D780, L700, J200, F330, U800Soul b, i450, L170, G600, S7330.

B. Dari Segi Segmentasi Pasarnya.

  1. Sosial Central : Komunitas yang suka berkomunikasi dengan sesame keluarga,teman dan kolega.

Contoh :

Ø Nokia : 1680 Classic, 1208, 1200, 5310, 5700, E51, 5000, 3110 Classic.

Ø Sony Ericsson : K530i, Z555i, W660i, Z250i.

Ø Motorola : W360, W230, W388, ZN200,W175.

Ø Samsung : J200, Z170, M150, C160.

  1. Cool Dinamic : Untuk komunitas yang menyukai dunia sport.

Contoh :

ü Siemens M35i

ü Motorola E398

ü Siemens E55

ü Beyond B530

  1. Perfomence : Untuk pembisnis dan kalangan prpfesional.

Contoh :

o BlackBerry Bold 9000

o BlackBerry 8820

o BlackBerry Pearl 8120

o HTC Shift

o HTC Touch

o MWg Atom V

o Nokia E71

o Nokia N96

Sejarah Blog

Sejarah Blog

Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What’s New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Kalau kita masih ingat, Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape. Kemudian pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin’s Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada diluar sana belumlah seberapa. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang Internet, System Administrator atau Web Designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.

Pada Agustus 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Walaupun sebelum itu (Juli 1999) layanan membuat Blog online dan gratis yaitu Pitas telah ada dan telah membuat Blogger bertambah hingga ratusan, tapi jumlah Blog tidak pernah bertambah banyak begitu rupa sehingga Blogger.com muncul di dunia per-blog-an. Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki hingga 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan. Blogger.com dan Pitas tentu tidak sendirian, layanan pembuat blog online diberikan pula oleh Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews.

Sejak saat itu Blog kian hari kian bertambah hingga makin sulit untuk mengikutinya. Eatonweb Portal adalah salah satu daftar Blog terlengkap yang kini ada diantara daftar Blog lainnya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, sex, olahraga, buku komik dan macam-macam lagi. Bahkan Blogger ada Blog tentang barang-barang aneh yang dijual di situs lelang Ebay yang bernama Who Would By That?. Cameron Barret menulis pada Blog-nya essay berjudul Anatomy of a Weblog yang menerangkan tema dari Blog. “Blog seringkali sangat terfokus pada sebuah subjek unik yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam Blog tersebut.” Secara sederhana topik sebuah Blog adalah daerah kekuasan si Blogger-nya tanpa ada editor atau boss yang ikut campur, tema segila apapun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di Internet. Dan ya, ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.

Dari sedemikian banyak Blog yang ada, Blog-Blog yang menetapkan standar dari Blog dan terkenal sehingga memiliki penggemarnya sendiri diantaranya adalah Blog milik Jorn Barger, Robot Wisdom yang disebut-sebut merupakan Blog terbesar dan paling berguna dimana dia setiap harinya menyodorkan sekian banyak link yang dibentuk dari ketertarikannya pada seni dan teknologi. Camworld adalah Blog populer milik Cameron Barret seorang Desainer Interaktif dimana dia mengkatagorikan topik-topik Blog-nya pada katagori, Random Thoughts, Web Design dan New Media. Camworld dapat disebut sebagai Blog klasik dalam arti Blog tersebut mengandung dosis tepat dari karakter dan opini pribadi dicampur dengan keselektifan pemilihan link-nya.

Blog terkenal lainnya diantaranya, “Obscure Store”http://www.obscurestore.com/ milik Jim Romenesko yang menyediakan link bertemakan berita dan gosip serta hal-hal kecil yang sedikit mengarah pada underground movement, Lawrence Lee juga setiap hari mengupdate Blog-nya, Tomalak’s Realm dengan link-link pada berita tentang Web Design dan Net Business. Memepool dengan pilihan koleksi link-nya yang unik disertai analisis cerdas juga digemari sebagai Blog yang istimewa. Kottke.org merupakan Blog menarik milik Jason Kottke seorang Web Designer yang tinggal di San Francisco, di Blog-nya dia menulis bahwa Blog-nya tersebut adalah caranya mengisi waktu luang untuk menyusun kembali tulisan-tulisan, desain-desain dan critical skill-nya. Tak lupa juga Blog milik Dave Winer, Scripting News, salah satu Blog pertama yang banyak memberikan link tentang pemrograman.

Enda Nasution
Copywriter dan Pemilik dan Penikmat Blog
GO BLOG adalah Blog milik Enda yang di updatenya hampir setiap hari.

Rabu, 24 Desember 2008

Telaah -- China dan India Makin Diperhitungkan sebagai Pemain Ekonomi Global

oleh Bob Widyahartono MA *)

Jakarta (ANTARA News) - Kunjungan Hu Jintao, Presiden Republik Rakyat China (RRC), ke India menjelang akhir November 2006 diberitakan meluas di media massa mancanegara, namun agaknya baru mulai menarik perhatian para elit dan kalangan pengamat di negeri ini.

Arah tujuannya jelas, yakni untuk lebih memantapkan kerjasama yang dirintis oleh Presiden RRC pada 1996, Jiang Zemin, khususnya dalam hubungan bilateral ekonomi, perdagangan dan investasi yang saling menunjang.

Pertanyaannya, apakah proses pembangunan China atau India dapat dijadikan model pembangunan Indonesia memasuki dasawarsa mendatang? Agaknya, kita perlu lebih dulu memahami secara konseptual model dalam pertumbuhan ekonominya.

Model yang dimaksud adalah abstraksi dari kenyataan pengalaman dalam suatu lingkungan negara dengan berbagai asumsi serta faktor dependen dan independen selam suatu kurun waktu tertentu. Hal ini tidak bisa dijiplak seutuhnya, tetapi beberapa asumsi dasar dapat diserap dan diadaptasi oleh pembuat kebijakan negara.

Diana Farrell, Taruna Khanna, Jayant Sinha dan Jonathan R. Woerzel dalam ulasan di buku China and India: The Race to growth (McKinsey Quarterly, 2004), menunjukkan kecenderungan yang dianut kedua negara yang secara geografis dan demografis raksasa dalam memasuki masa depan. Keduanya menganut alur yang berbeda dalam mencapai kemakmuran, namun keduanya berpacu dalam mengisi abad 21.

China dan India dasawarsa 1970-1980 sampai awal 1990an masih belum dianggap terlalu penting sebagai pesaing, dan bahkan belum masuk hitungan analisis banyak pengamat dunia.

Baru sejak 1990an keunggulan kompetitif berkesinambnungan (sustainable competitive advantage) di negara industri termasuk industri baru lebih banyak muncul dari keunggulan teknologi proses baru (new process technologies). Teknologi yang oleh para engineer dan wirausahawan dikenal sebagai reverse engineering akan berkembang menjadi suatu seni (art) tersendiri.

Produk produk baru dengan mudah dapat diimitasi dan diimprovisasi, selanjutnya hingga apa yang biasanya menjadi produk utama, yaitu penemuan baru (new innovation atau new invention), menjadi nomor dua. Dengan terjadinya penyempurnaan proses proses baru, maka produk yang tadinya baru menjadi ketinggalan dan serangkaian proses baru menjadi unggul.

Penemuan dari Barat dalam bidang teknologi informasi (mesin komputer personal, Internet dan peralatan foto dijital) setelah muncul di pasaran langsung dikembangkan oleh perusahaan Asia (Jepang, Korea, China dan beberapa negara Asia Tenggara) dengan mutu yang lebih canggih dan harga yang lebih murah/terjangkau oleh pemakainya. Demikian pula dalam pengembangan piranti lunak (software) komputer. Dalam hal piranti lunak India muncul sebagai pemain yang tangguh juga.

China dan India, dua raksasa secara geografis dan demografis makin menunjukkan kapasitas dan kompetensi sebagai dua pemain yang memperkuat Jepang dari Asia sejak dasawarsa 1990an.

Para pembuat kebijakan, pengamat dan kebanyakan pelaku bisnis Internasional negeri ini lebih melihat ke China sebagai model peranan dalam pembangunan ekonomi, dan belum ke India. Banyak sekali ulasan tentang kemajuan China, terutama yang di kawasan Pantai Timur. Fokus dan atau kunjungan oleh pembuat kebijakan dan pengamat kita banyak terbatas pada zona ekonomi khusus Pantai Timur dan kota kota terbuka untuk kepentingan inter relasi dan interdependensi ekonomi regional.

Soalnya, kawasan Timur/pantai China mengalami kemajuan spektakuler. Menurut informasi mereka yang secara terbuka, China di bawah kepemimpian Deng Xiaoping sebagai negarawan China yang dikagumi dunia sejak tahun 1992 bertekad dengan menunjukkan kemampuan memobilisasi pekerja dan modal serta pendapatan per kapita tiga kali lipat dan meringankan sekitar 300 juta manusia dari kemiskinan (easing out of poverty).

Satu hal yang patut dikagumi adalah kenegarawanan Deng Xiaoping sejak 1980an dengan meletakkan dasar regenerasi kepemimpinan bangsa China. Tahun 1992 terjadi alih pemimpin dari Deng Xiaoping ke Jiang Zemin/Zhu Rongji dan dari Jiang/Zhu awal 2003 ke Hu Jintao/Wen Jiabao.

Ketika China sudah sejak awal 1990an maka baru satu dasa warsa kemudian India sejak akhir 1990an di bawah kepemimpinan Manmohan Singh melaju dan memasuki tinggal landas (take off). Keunikannya adalah keduanya secara relatif masih terhitung negara berkembang (relatively poor) dihitung dengan GDP per kapita dan pemerataan pendapatannya.

Namun, take off kedua diamati dengan rasa kagum dan juga dengan sekalipun dengan kekuatiran terjadinya overheating. Meskipun was-was itu ada di kalangan pengamat dari luar dan pembuat kebijakan kedua negara tersebut, harus diakui bahwa keduanya memiliki bobot dan dinamisme untuk mentransformasi diri sebagai pemain yang makin disegani memasuki abad 21. Kekhawatiran itu dapat dikatakan berlebihan, seperti ketika beberapa tahun lalu perekonomian China disoroti sebagai memasuki hard landing, yang ternyata tidak demikian kerasnya sebagaimana dicemaskan pengamat mancanegara.

Tidak dapat disangkal bahwa kedua negara masih dihadapkan dengan serangkaian masalah yang serius; India dengan infrastruktur fisik, jalanan, air minum dan sarana listrik yang terhitung minimal (poor); sementara itu China harus menapak maju dengan gaige kaifang (opening up and reform). Tekad memecahkan NPL (Non Performing Loans) yang harus dipandu pemecahannnya oleh Bank Sentralnya (kini dapat dikatakan dengan ketegasan manajemen yang kompeten dan kredibel), maka NPL makin ditekan agar di masa mendatang ganjalan tersebut tidak menjadi hambatan.

Kedua Negara China dan India menjadi memiliki kekuatan hingga keduanya saling melengkapi dalam ber-industri, dapat diuraikan sebagai dalam sejumlah tahapan.

China kalau ditinjau dari industrialisasinya, maka prestasi dalam industri massal mengagumkan , dalam menggerakkan Penanaman Modal Asing (PMA) dan industri lokal, serta meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja manajerial dan terlatih (skilled) lokal taraf international yang harus mereka kejar untuk tetap membuat investasi makin menarik PMA.

Jangan lupa, proses kemajuan China didukung oleh sarana telekomunikasi layaknya Internet, telepon seluler (ponsel), dan biaya telekomunikasi yang makin rendah.

Dengan kemajuan industrial yang dicapai bangsanya, China --terutama di kawasan Pantai/Timur (special economic zones)-- memunculkan satu kelas konsumen yang terhitung menengah ke atas yang meningkat dalam kebutuhan sebagai pasar dan menggerakkan jiwa entrepreneurships yang kreatif sekaligus inovatif di pihak kelompok muda yang berkarya dalam industri dan perdagangan.

India walaupun mulai transformasi ekonomi satu dasa warsa setelah China, negeri Sapi Suci itu jangan dilupakan kemampuan mendasarnya bahwa mutu sumber daya manusia manajerial dan teknologis lebih unggul dibandingkan China. India yang tidak mengalami campur tangan pemerintahnya (less interventionist) dalam bisnis, ternyata mampu melaju dalam bisnis taraf internasional.

Industri berbasis pengetahuan dari India, seperti piranti lunak, jasa teknologi informasi (IT services) dan farmasi yang membutuhkan mutu sumber daya manusia dan memiliki pengetahuan tersendiri, sangatlah dapat diandalkan, bahkan mendapat pengakuan masyarakat bisnis internasional.

Laju inovasi di India sebagaimana di kawasan teknologi Bangalore yang oleh pengamat luar dijuluki sebagai Silicon Valley-nya India. Penamaan Silicon Valley alias Lembah Silikon awalnya pada dekade 1980an dikenal sebagai pusat teknologi informasi di Amerika Serikat (AS).

Potensi jangka panjang India dengan menyoroti sumber daya manusianya dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan China. Yang masih merupakan hambatan adalah birokrasi pemerintah (red tapes), undang-undang perburuhan yang ketat dan infrastruktur fisik yang belum memadai untuk mendukung potensi tersebut.

Sementara itu, Jepang sebagai negara maju Asia sejak tahun 1970an disusul Korea Selatan, dan kemudian China dan India dengan kapasitas berindustri melaju sejak dasawarsa 1990an.

China dan India makin menunjukkan kekuatan masing masing dalam industrialisasi sektor sektor yang mereka unggulkan .

Sejak 1 Januari 2006, bangsa Asia menyadari adanya suatu proses memasuki abad Asia yang makin solid. Bahkan sejak pertengahan 1990an apa yang terjadi di Asia khususnya Asia Timur, merupakan perkembangan paling signifikan memajuan di dunia.

Istilah yang dikenal sebagai modernisasi Asia berarti membentuk ulang dunia saat memasuki abad 21. Sudah sejak 1995an Asia Timur mulai menapak keluar dari kemelaratan menuju kesejahteraan (from rags to riches).

Masyarakat Asia Timur, termasuk pembuat kebijakan ekonomi tentunya, dalam menatap masa depan memerlukan kebersamaan kawasan untuk mencermati kemajuan maupun kemandekan tiap sektor industri mereka dalam arti mutual attraction and interaction as well as interdependency within Asia.

Di masa mendatang --yang tentunya kini harus segera dilaksanakan-- agaknya elit dan pengamat kita harus pula makin kompeten dan kredibel berperanserta, mulai dari memilih model pembangunan yang patut diserap dan diadaptasi sampai dengan memberi substansi dalam Asianisasi Asia.

*) Bob Widyahartono MA (bobwidya(AT)cbn.net.id) adalah pengamat ekonomi Asia, dan dosen senior di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara (FE Untar) Jakarta.

Sumber: Media Indonesia


Ponsel Sebagai Teknologi Budaya Dan Budaya Teknologi

"Content Provider" dan Budaya Lokal
Awal 2008, menurut beberapa sumber, jumlah pengguna telepon seluler atau ponsel diperkirakan sekitar 80 juta orang. Pada akhir 2008 malah ada prediksi bahwa jumlahnya akan mencapai 90 juta orang. Yang sangat menarik dalam ceruk bisnis komunikasi, diperkirakan 10 persen dari jumlah itu adalah pelanggan 3G.

Layanan 3G merupakan pengembangan dari general packet radio service (GPRS), atau biasa juga disebut 2,5G, yang sudah lama ada di Indonesia dan terkenal dengan pengiriman data berupa layanan pesan multimedia (MMS).

Tentu layanan 3G harus bernilai lebih dibandingkan dengan GPRS. Salah satu layanan yang menjadi andalan adalah video call. Melalui layanan ini penelepon bisa saling bertatap muka dengan lawan bicara melalui layar ponsel. Layanan video call ini tidak hanya untuk jual tampang di layar ponsel, tetapi juga bisa untuk tujuan lain, seperti e-learning, berkonsultasi dengan dokter, atau melihat-lihat rumah yang bakal dijual.

Selain video call, masih ada layanan lain seperti audio dan video streaming. Layanan ini dianggap efektif karena tidak perlu mengunduh (download) file tersebut, tetapi langsung bisa melihat di layar ponsel, baik langsung (live) maupun rekaman (video on demand).

Untuk mendapatkan layanan tersebut biasanya ada kerja sama antara technology provider dan content provider. Technology provider (TP) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, seperti PT Telkom dan Telkomsel. Adapun content provider (CP) adalah perusahaan yang menyediakan isi layanan (content) berupa video call, audio streaming, ataupun video streaming.

Sebenarnya CP tidak hanya memberikan layanan untuk 3G, tetapi bisa juga untuk layanan pesan singkat (SMS). Saat ini marak dalam iklan, baik di televisi maupun media cetak, misalnya untuk game, berita dan i-ring (ringback tone). Contohnya, kita sering diminta mengirim SMS ke nomor 123xxx dengan mengetik REGNAMA. Sampai-sampai ramalan pun menjadi salah satu produk CP. "Content" budaya lokal

Tampaknya belum satu pun CP melirik content budaya lokal. Peristiwa budaya yang hampir setiap tahun terjadi dan berkesinambungan di Jawa Barat, seperti nyangku di Panjalu, seren taun di Cigugur (Kuningan), dan seba di Kabuyutan Ciburuy (Garut) bisa direkam untuk dijadikan video streaming sebagai bahan pengetahuan sekaligus tontonan budaya. Termasuk jenis-jenis kesenian tersebut adalah kuda renggong, sisingaan, bebegig Sukamantri, calung, dan reog Sunda.

Begitu pun untuk hal-hal yang lebih sederhana, seperti pengiriman SMS untuk bertanya tentang paribasa Sunda. Kirim SMS ke nomor 123xxx dengan mengetik PARIBASAA, yang berarti meminta peribahasa Sunda dengan huruf awal A. Lantas, CP mengirimkan lima peribahasa tersebut.

Memang untuk memasukkan budaya lokal sebagai program CP bukan perkara mudah. Setidaknya hal itu harus melalui survei terlebih dahulu untuk mengetahui animo masyarakat apabila benar-benar akan diperhitungkan sebagai bisnis murni. Mati atau hidup sebuah perusahaan CP tergantung dari program yang ditawarkan. Apabila mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat, artinya sering diakses, semakin hidup CP tersebut. Yang penting lagi, pembagian pendapatan antara CP dan TP jangan hanya menguntungkan TP tanpa melihat program yang ditawarkan.

Saat ini pembagian pendapatan masih lebih besar untuk TP, yaitu sekitar 60 persen. Apabila program yang ditawarkan mengandung misi pendidikan dan pelestarian budaya, sebaiknya ada peninjauan ulang mengenai pembagian hasil itu. Pembagiannya jangan disamakan dengan program ramal-meramal atau kuis yang justru membebalkan masyarakat. Benar bahwa yang merajai saat ini adalah program i-ring atau ringback tone, bukan saja hasil karya pemusik asing, melainkan juga hasil karya pemusik nasional dan lokal tradisional.

Hal lain yang mesti diingat adalah layanan 3G tanpa content tiada beda dengan kolam tanpa ikan. Begitu juga apabila content lebih berorientasi kepada asing tanpa melirik content lokal. Itu sama dengan kacang lupa pada kulitnya. Ada juga pengusaha CP dari kalangan pemodal asing yang tentu saja tidak pernah kenal budaya lokal. Di sini peran regulator (pemerintah) dan Indonesia Mobile and Online Content Association (IMOCA) bisa memberikan pengarahan akan makna budaya lokal.

Untuk membuat content berbasis budaya lokal diperlukan keterlibatan beberapa profesi andal, seperti fotografer, desainer grafis, kamerawan, seniman, budayawan, dan sejarawan. Itulah kerja kreatif yang sekaligus memberikan sumber penghidupan kepada banyak pihak yang pada dasarnya merupakan bagian dari industri kreatif. Jangan dilupakan pula unsur hak kekayaan intelektual supaya tidak terjadi pembajakan hasil produksi. Pemerintah daerah

Keterlibatan pemerintah daerah-dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tingkat provinsi, kota, ataupun kabupaten-sangat diperlukan, terutama untuk pendekatan kepada TP dan tentu yang mempunyai alokasi dana dari uang rakyat melalui pajak. Pendekatan kepada TP dilakukan supaya hal ini tidak melulu dipandang sebagai bisnis yang selalu berdasarkan perhitungan untung rugi secara finansial. Ini adalah pendidikan dan pelestarian budaya yang tidak dapat dihitung untung dan ruginya secara finansial. Keterlibatan Disbudpar bisa saja sekaligus membuat CP bisa diakses semua pelanggan TP atau mengadakan kerja sama dengan CP yang telah ada.

Sekarang saatnya memasuki ranah itu. Jangan sampai terlambat. Kalau terlambat, para kreator asing akan segera masuk dan mengeksplorasi semua kekayaan budaya lokal, sedangkan kita hanya akan menjadi penonton budaya di negeri sendiri. Tren ke depan, content is the king. Rebutan kue bisnis seluler akan ditentukan keberagaman content. TP tanpa melibatkan CP yang andal akan menjadi garing dan ditinggalkan pelanggan.

Satu hal lagi yang harus menjadi perhatian ialah layanan 3G yang menawarkan akses data berkecepatan tinggi. Maka, mobile internet merupakan salah satu content yang mempunyai daya tarik lain. Untuk itu, membuat portal budaya (Sunda) di internet yang memuat Sunda sapuratina (all about Sunda) tampaknya sudah menjadi keharusan. Sekali lagi, karena ini merupakan kekayaan budaya Sunda, siapa lagi yang peduli kalau bukan urang Sunda sendiri melalui Disbudpar Jawa Barat.

MAMAT SASMITA Pensiunan Telkom, Penggiat Rumah Baca Buku Sunda

Senin, 22 Desember 2008

Perkembangan Televisi Di Indonesia

Wah...Pajak TV, Mesin Cuci, dan Kamera Digital Makin Enteng!

JAKARTA, JUMAT - Pemerintah memperluas penghapusan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) terhadap tiga produk elektronik yaitu televisi (tv) ukuran 21-29 inci, mesin cuci dengan kapasitas enam sampai 10 kilogram, dan kamera digital dengan harga Rp500 ribu sampai Rp2 juta per unit.

Kebijakan itu tertuang adalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 137/PMK.011/2008 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 620/PMK.03/2004 tentang jenis barang kena pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor, tertanggal 7 Oktober 2008.

"Penghapusan (PPnBM) itu baru sebagian dari 17 sub kelompok produk elektronik yang kami ajukan," ujar Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin, Budi Darmadi, pada jumpa pers, di Jakarta, Jumat (10/10).

Ia mengatakan, penghapusan PPnBM barang elektronik tersebut dilakukan secara bertahap dan tahap awal adalah perluasan penghapusan PPnBM televisi, mesin cuci, dan kamera digital yang sebelumnya dikenakan PPnBM sebesar 10 persen. "Produk yang dihapuskan PPnBM kali ini merupakan produk elektronik yang permintaannya tinggi di masyarakat," ujar Budi.

Namun, ia memperkirakan penghapusan PPnBM tersebut baru berlaku efektif tiga bulan setelah peraturan berlaku, mengingat saat ini masih banyak barang elektronik yang beredar di pasar dan telah dibayarkan PPnBM-nya.

Pihaknya menargetkan dengan penghapusan PPnBM tiga produk elektronik tersebut akan terjadi peningkatan permintaan sekitar 11 persen untuk masing-masing produk.

Berdasarkan data Gabungan Elektronika (Gabel), permintaan televisi di Indonesia mencapai sekitar 3,2 juta unit per tahun, dan permintaan mesin cuci sekitar 400 ribu per tahun. Sedangkan, data permintaan kamera digital, diakui Budi, tidak jelas.

Namun, yang pasti pasar kamera digital di Indonesia lebih kecil dari kemampuan ekspor yang mencapai sekitar enam juta unit per tahun.

Lebih jauh ia memperkirakan penghapusan PPnBM beberapa produk elektronik saat ini akan mendongkrak pendapatan pemerintah dari pajak baik berupa PPN dan PPh badan sekitar 15 persen yang dihasilkan dari peningkatan penjualan barang elektronik.

"Kami telah menghitung bila Depkeu mengabulkan penghapusan PPnBM 17 subkelompok barang elektronik maka pendapatan pajak dari produk elektronik akan naik menjadi Rp5,8 triliun dibandingkan tanpa penghapusan PPnBM sebesar Rp5 triliun," katanya.


XVD
Sumber : Ant

Perkembangan Televisi Di Indonesia

Laporan wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, RABU — Bagaimana kalau para politisi berbicara tentang media, terutama menjelang Pemilu 2009, di mana mereka menjadi "obyek" primadona dari pemberitaan bidang politik.

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan mantan Ketua MPR Amien Rais sependapat bahwa media memegang peran penting dalam pemilu mendatang. Wiranto mengatakan, bagi Indonesia yang didominasi masyarakat tradisional, media sangat menentukan pilihan mereka.

"Ciri masyarakat tradisional itu follow the leader and follow the media. Daya analitiknya rendah. Apa yang disajikan media, itu yang diikuti. Oleh karena itu, pada Pemilu 2009 nanti media sangat menentukan apakah akan terjadi perubahan di negeri ini," ujar Wiranto saat berbicara pada Seminar 71 Tahun Antara "Media dan Pemilu 2009" di Jakarta, Rabu (10/12).

Problemnya, ia melihat posisi media berada di persimpangan. Jika media berada di posisi agent of change, perubahan akan terjadi. Media berada di posisi netral, harapan akan perubahan mungkin terjadi. "Celakanya, kalau media hanya berorientasi keuntungan dan lebih gawat lagi kalau media menjadi instrumen partai politik. Bagi mereka yang berada di posisi mapan, tentunya siap dengan infrastruktur dan dukungan finansial," ungkap dia.